Saturday, 3 March 2012

Tempayan Retak


Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar,
masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah
pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu
daritempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya
lagi tidak. Tempayan yang utuhselalu dapat membawa
air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari
mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya
dapat membawa air setengah penuh.

Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air
hanya dapat membawasatu setengah tempayan air ke
rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa
bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas
dengan sempurna.


Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan
ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya
dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya
ia dapat berikan.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya
 sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon
 maaf yang sebesar-besarnya”


“mengapa?” tanya si tukang air,”mengapa kamu merasa
malu ?”"Saya hanya mampu,selama dua tahun ini,
 membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
 dapat saya bawa.


Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang
saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan
kita.


Kerana cacatku itu, saya telah membuat mu rugi.”
Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak,
dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,” Jika kita
kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu
memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Tuhan sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud
yang indah.Benar, ketika mereka naik ke bukit, si
tempayan retak memperhatikan dan baru menyedari
bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan
dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih
 karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan
 kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si
 tukang air atas kegagalannya.


Si tukang airberkata kepada tempayan itu, “Apakah
kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di
sepanjang jalan di sisimu ? tapi tidak ada bunga di
sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak
itu ?” Itu karena aku selalu menyedari akan cacatmu
dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam
benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan
setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini,
 aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk
 dapat menghias meja majikan kita.


Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat
menghias rumahnya seindah sekarang.”Setiap orang
memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua
adalah tempayan retak, namun jika kita mau, Tuhan
akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud
tertentu. Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada
yang terbuang percuma, Jangan takut akan
kekuranganmu.


Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi
sarana keindahan Tuhan.


Ketahuilah dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

No comments:

Post a Comment